Memahami Orgasme Payudara

Catatan Sang Pendidik - SEKSUALITAS wanita pertama kali dilihat dari payudara. Ini jelas, karena bagi lelaki, "benda" itulah yang pertama kali dapat dijadikan  "ukuran semuanya". Sayang, banyak wanita yang justru tak mengenali payudaranya, lebih mengejar orgasme klitoris dan vagina daripada orgasme payudara!

Secara sederhana,  orgasme payudara terjadi pada puncak rangsangan payudara yang berawal dari rangsangan seputar payudara hingga ke pucuk puting Anda. Pada saat itu, banyak wanita yang sudah mencapai klimaks rangsangan dan berharap pasangannya dapat memberikan rangsangan simultan lain di daerah erotis lainnya namun tidak meninggalkan kegiatan di seputar dadanya.

Payudara dan puting memiliki kepentingan sendiri-sendiri dalam sistem saraf seks pada wanita. Puting secara langsung berhubungan dengan sistem saraf alat kelamin pada wanita, karena itu banyak wanita yang merasa adanya sambungan langsung antara alat kelaminnya pada saat putingnya dirangsang.

Seperti suatu aliran yang mengalir langsung ke vagina dan seketika sang wanita menjadi basah. Tentu saja kegiatan ini tidak serta merta membuat klimask Anda, ini tergantung juga pada jenis klimasnya dan berbagai komponen sistem saraf seks yang berbeda-beda peran dominannya.

Selama orgasme payudara, umumnya wanita tidak mengalami kontraksi rahim. Dengan kata lain, wanita menjadi sangat senang dengan rangsangan puting namun tidak merasakan adanya sambungan langsung dengan alat kelamin. Rangsangan lembut pada payudara dan puting dapat memberikan kenikmatan sekujur tubuhnya, terus mengalir ke punggung. Saat itu wanita merasakan kelebihan energi yang berpusat di puting dan payudaranya.

Namun hal ini tidak berlaku bagi seorang wanita yang menyusui. Ketika wanita menyusui bayinya, hisapan dari si bayi memicu kontraksi rahim yang mempermudah penyembuhan dari proses melahirkan. Hal ini telah lama diketahui bahwa hisapan puting pada wanita menyusui bisa mengalami dan menikmati orgasme payudara.

Kenyataannya bahwa wanita yang menyusui menikmati berbagai kenikmatan pada vagina selama proses tersedotnya air susu merupakan salah satu rahasia kaum wanita yang tidak banyak diketahui. Karena itu banyak wanita menyusui mengaku mengalami orgasme hisapan multipel ketika tengah menyusui bayinya. Dua diantaranya mengaku klimaks jika hisapan dilakukan dengan sangat kuat dan hampir semua merasakan adanya kontraksi rahim atau vagina pada puncak orgasme.

Orgasme payudara tampaknya paling banyak dikenal dan diakui oleh wanita, namun sulit untuk didefinisikan. Sebaliknya, fase yang terjadi dari kegiatan ini, mereka menikmati rangsangan payudara selama petting berat dan necking dimana orgasme seringkali terjadi.

Meskipun sebenarnya semua wanita menyadari payudaranya merupakan sumber daya tarik utama bagi kaum pria, banyak wanita yeng memiliki perasaan yang bertentangan terhadap payudaranya. Mereka merasa tidak puas dengan bentuk dan ukuran payudaranya atau merasa tiak puas dengan bentuk dan ukuran putingnya.

Akibatnya, mereka bisa merasa cemas ketika untuk pertama kali harus bertelanjang dada di hadapan pasangannya. Maka tidak mengherankan bila perhatian cinta yang diberikan pada payudaranya selama aktivitas seks merupakan bentuk penegasan yang sangat ampuh.

Perhatian yang diberikan oleh kaum pria terhadap payudara wanita dengan cara mengungkapkan daya tarik seks si wanita dan mungkin menentang keraguan dirinya (si wanita) dengan mendorong dimunculkannya konsep dirinya sebagai wanita yang menggairahkan. Bayangkan saja, ketika payudara Anda dimainkan, Anda sangat menikmatinya dan berpikir bahwa Anda menjadi wanita yang sempurna. Anda pasti sangat menyukainya.

Bagi sejumlah wanita, rangsangan pada puting bukan hanya menyulut wanita menjadi terangsang dan bergairah, tapi tampak kurang begitu menakutkan dibandingkan permainan pada alat kelamin. Hal serupa berlaku juga pada klimaks payudara.

Orgasme ini lebih aman, teratur dan Anda akan merasa sangat intim dan sempurna. Anda pasti ingin lagi dan lagi. Orgasme payudara ini juga merupakan klimaks yang lebih murni dan lebih bersih.

Pada tingkat yang lebih dalam, permainan payudara dan orgasme payudara membangkitkan insting keibuan dan perasaan terlindung pada pasangan pria. Seorang pria yang menghisap atau memainkan payudara wanita terlihat kurang membahayakan karena dia terlihat dalam posisi tergantung.

Bagi sejumlah wanita, permainan payudara dan klimaks payudara menimbulkan rasa menjadi kuat atau bertanggung jawab. Hal ini dapat membangkitkan perasaan-perasaan terhanyut dalam fantasi untuk menyusui pasangan.

Payudara dan sifat perempuan

Catatan Sang Pendidik - Payudara mempunyai pesona yang luar biasa. Banyak perempuan yang mengidam-idamkan bentuk payudara yang indah. Maklum, bagian tersebut mempunyai daya pikat yang luar biasa untuk menarik hati kaum lelaki. Namun, ternyata payudara juga menyimpan sejuta misteri. Banyak pakar supranatural yang menghubung-hubungkan antara bentuk payudara dan sifat perempuan. Benarkah demikian?

Banyak cara yang dipakai oleh ahli supranatural untuk melihat sosok perempuan. Hampir setiap bagian tubuh perempuan, menurut para ahli tersebut, bisa dipakai untuk melihat sifat dan wataknya. Inilah perkiraan pakar mengenai bentuk payudara dan hubungannya dengan sifat perempuan:

Payudara montok. Perempuan yang mempunyai payudara berisi dan montok biasanya mempunyai sifat suka menonjolkan diri sendiri. Rasa percaya dirinya lebih dari cukup (over confident) sehingga suka memandang rendah pihak lain. Akibatnya, perempuan ini juga senang mempengaruhi orang lain untuk mengikuti pendapat dan pandangan pribadinya.

Payudara kecil. Perempuan ini memiliki sifat pantang menyerah. Setiap target yang telah dicanangkan selalu berusaha dicapai dengan mengerahkan segala kemampuan yang dimilikinya. Wajar kalau sebagian besar cita-citanya bisa diwujudkan.

Payudara besar. Perempuan yang mempunyai bentuk payudara besar biasanya memiliki sifat sensitif. Mereka mudah tersinggung terhadap perilaku orang lain. Apabila perasaannya tersinggung mereka pun akan segera mengungkapkan ketidaksukaannya tersebut. Yang jelas mereka tidak bisa menyimpan perasaannya dan cenderung temperamental. Namun kelebihan perempuan ini adalah tidak memiliki rasa dendam Biasanya, setelah marah-marah maka masalah itu akan segera dilupakannya.

Tak Selamanya Seks itu NIKMAT

Catatan Sang Pendidik - Tidak selamanya melakukan hunungan Seks itu Nikmat

Seks, apa yang Anda ingat ketika mendengar kata itu? Gairah, kenikmatan, atau manfaatnya untuk kesehatan?

Tak salah bila Anda punya pengertian seperti itu. Karena itu semua benar adanya. Tapi, sebuah studi baru nampaknya perlu juga dipertimbangkan. Ditengarai, seks bisa memperpendek usia.

Dugaan itu diambil setelah para ahli melihat kenyataan bahwa serangga yang "kawin", cenderung berusia pendek. Bukan karena penyakit seksual yang ditularkan, tapi karena faktor lain.

Seperti yang terjadi pada serangga mealworm, para ahli yakin, hubungan seks juga bisa berdampak buruk pada mahluk hidup lain, termasuk manusia. Apa pasal?

Karena, baik serangga maupun manusia, sama-sama mengeluarkan sejenis hormon, yang ternyata bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Hormon itu dikeluarkan sesaat setelah mereka "kawin".

Pada serangga, "Hormon itu membuat mereka rentan terkena infeksi," ujar Dr. Jens Rolff dan Dr. Michael Siva-Jothy dari University of Sheffield. "Walau mereka termasuk jenis yang paling sukses dalam evolusioner, tapi ternyata paling cepat mati."

Menurut Siva-Jothy, karakteristik hormon yang dikeluarkan manusia setelah melakukan hubungan intim, sama seperti hormon yang dihasilkan serangga. Hormon itu dapat menggerogoti sistem kekebalan tubuh manusia.

"Tentu saja, lama-kelamaan, kondisi itu berpotensi menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit," paparnya. Pertanyaannya sekarang, apakah hanya karena kesamaan satu jenis hormon, maka karakteristik manusia sama dengan serangga?

Bagaimana menurut Anda?

Harmonisme Seks

Catatan Sang Pendidik - Seperti Apa Sih, Seks yang Harmonis itu ..? 



Hampir dalam setiap rubrik konsultasi psikologi atau seksologi di media massa, selalu disebut soal rumah tangga harmonis dan juga hubungan seks yang harmonis. Tapi, "Seperti apa sih, seks harmonis itu?"

Itulah salah satu pertanyaan yang sering mengemuka. Androlog Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila menyatakan: Kehidupan seksual yang tidak harmonis, biasanya akan mempengaruhi kebahagiaan perkawinan. Bahkan tidak jarang timbul berbagai akibat yang pada akhirnya mengganggu kelangsungan perkawinan yang tidak diharapkan oleh semua pasangan.



Kecenderungan melakukan hubungan seksual dengan orang lain menjadi semakin kuat lagi bila ada faktor pemicunya. Salah satu faktor pemicu, ialah kehidupan seksual tidak harmonis. Sedang kehidupan seksual yang tidak harmonis ialah kehidupan seksual yang tidak dapat dinikmati bersama, atau hanya dapat dinikmati oleh salah satu pihak saja.



Empat Landasan…



Menurut Prof. Wimpie, ada beberapa sebab mengapa kehidupan seksual suami-isteri tidak harmonis, yaitu pertama, pengetahuan seksual yang kurang, kedua, komunikasi yang tidak baik, dan ketiga fungsi seksual yang terganggu.

Maka penting sekali membina kehidupan seksual agar menjadi harmonis dengan memahami dasar-dasarnya. Untuk itu perlu dilakukan upaya sebagai berikut:



Menerima pengetahuan seksual yang benar.

Membina komunikasi yang baik antara suami dan isteri, khususnya komunikasi seksual.



Menjaga fungsi seksual agar tetap baik

Segera atasi setiap gangguan fungsi seksual dengan cara yang benar.

Sudah cukupkah itu semua? Tentu saja seks yang harmonis harus selalu dibangun dan diupayakan oleh suami dan isteri setiap waktu dan secara bersama-sama. Upaya ini penting karena seiring perjalanan perkawinan, perhatian suami-isteri semakin banyak tersita oleh banyak urusan.



Masalah pekerjaan, masalah anak hingga tanggungjawab sosial memang tidak boleh diabaikan. Tapi, semua itu tentu tidak harus menyebabkan hubungan seksual dalam perkawinan menjadi tidak perlu lagi. Hubungan seksual tetap penting dalam kehidupan perkawinan karena seksualitas dalam perkawinan mengandung dimensi prokreasi, rekreasi, relasi dan peneguh institusi.



Melalui dimensi-dimensi itu kesenangan bersama dinikmati, keakraban terjalin, keharmonisan terjadi dan kebahagiaan terwujud. Jadi kalau pun sudah bukan menjadi prioritas nomor satu lagi, hubungan seksual seharsunya tetap tidak boleh dicoret dari daftar prioritas suami-isteri.



Ini pula sebabnya mengapa berbagai buku teori dan panduan seksual, lengkap dengan cara-cara mengatasi gangguannya dibuat dan dikembangkan di sepanjang zaman.



Faktor Penyebab…



Menurut seksolog Alex Pangkahila, salah satu penyebab hubungan seksual yang tidak harmonis adalah faktor fisik , yang bisa disebabkan karena penyakit dan bukan penyakit.



Beberapa faktor penyebab yang bukan penyakit adalah: faktor psikologis, faktor ketidakbugaran dan faktor keterampilan.



Faktor keterampilan ini, menurut saudara kandung seksolog Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila, perlu digarisbawahi karena sebenarnya jarang orang yang menikah dan hidup dalam suatu perkawinan, sebelumnya belajar dulu tentang keterampilan seksual karena memang tidak ada kursus tentang itu.



Jadi, katanya, bisa dikatakan hampir semua pasangan memulainya dari nol. Bahkan orang dulu berpandangan hubungan seks tidak perlu dipelajari karena bisa berlangsung secara alamiah. "Padahal hubungan seks itu harus ilmiah untuk mencapai kualitas," tandasnya. Intinya, hubungan seks yang berkualitas perlu dipelajari. Awalanya, pelajari ilmunya, setelah menguasai pengetahuan barulah melatih diri agar terampil.



Menurut Alex, keterampilan seks sendiri dibagi tiga. Yaitu masalah sensual, seksualitas dan seks itu sendiri. Yang dimaksud dengan sensual adalah: perabaan yang mencakup 55 persen dari porsi keseluruhan. Seksualitas, merupakan hubungan yang sudah lebih dalam lagi yang menempati 40 persen dari porsi. Sedang seks, dalam artian memasukkan alat kelamin hanya 5 persen. "Nah, terkadang, untuk mengejar yang 5 persen, kita sering mengabaikan yang 95 persen tadi. Disitulah sering terjadinya kegagalan mencapai hubungan seks yang prima," tandas Alex.



Mengganggu Perkawinan…



Dalam perjalanan perkawinan, bila kegagalan mencapai hubungan seks yang prima selalu terulang, secara tanpa disadari bisa membuat kehidupan seksual pasangan suami isteri terganggu.

Salah satu cirinya, kenikmatan seksual tidak dapat dirasakan bersama, atau hanya dapat dinikmati oleh salah satu pihak saja. Dengan demikian, kehidupan seksual mereka mulai menjadi tidak harmonis.



Bahaya dari kehidupan seksual yang tidak harmonis adalah: Bukannya tidak mungkin akan mempengaruhi kebahagiaan perkawinan. Bahkan tidak jarang timbul berbagai akibat yang pada akhirnya mengganggu kelangsungan perkawinan, yang tidak diharapkan oleh semua pasangan. Bahkan, kehidupan seksual tidak harmonis bukan tidak mungkin mendorong terjadinya hubungan seksual dengan orang lain yang bukan pasangannya sehingga mengancam kelangsungan hidup ikatan perkawinan. Semoga Anda tidak mengalaminya

Asmara Tanpa Cinta???

Catatan Sang Pendidik - Mungkinkah Asmara Terjalin Tanpa Cinta?

Banyak orang yang setelah patah hati -entah karena putus pacar, entah karena bercerai- kemudian memiliki pandangan hidup yang berbeda dalam hubungan percintaan. Ini disebabkan karena mereka berusaha belajar dari ‘kesalahan’ masa lalunya.

Konon, menurut versi mereka, patah hati dan putus cinta menjadi terasa begitu pedih karena sebelumnya mereka menyerahkan hati serta perasaan mereka sepenuhnya pada pacar ataupun pasangannya. Agar kepedihan itu tak terulang, ketika mereka pertama kali membangun hubungan kembali, kebanyakan sikap yang dipilih adalah tak akan menyerahkan hati atau perasaannya sepenuhnya. "Biar nanti kalau bubaran nggak sakit", begitu alasannya.

Sikap ini, menurut psikolog Dra. Livia Iskandar Dharmawan, MSc. Bisa dimengerti karena mereka dalam kondisi belum sembuh dari 'luka' sebelumnya. "Biasanya, hubungan yang mereka bangun untuk sekedar menunjukkan pada orang lain bahwa dia bisa menjalin hubungan baru lagi. Kadang, malah alasannya karena masih merasa takut dengan kesendirian yang dialaminya", katanya.

Jika itu alasannya, tentulah hubungan yang dijalin kemudian bisa dianggap memiliki landasan yang salah. Jangan harap bisa langgeng deh. Pikir aja, mana mungkin sih bisa membangun hubungan cinta tanpa perasaan sepenuhnya sama sosok yang kita sayangi? Bukankah suatu hubungan bakal bisa berkelanjutan kalau kita melibatkan seluruh perasaan pada si dia? Apalagi cinta sudah tumbuh dan kemudian bahkan 'mengakui sisi' hati kita.

"Memang, idealnya… kalau kita cinta pada seseorang harusnya cinta itu melibatkan seluruh perasaan yang juga kita miliki. Tapi kan… life never that simple", kata Livia mengingatkan.

Jadi gimana dong? "Yah… siapkan dulu hati ini. Kalau masih luka karena 'tragedi' masa lalu, sembuhkan dulu. Kalau memang sudah siap nah baru mulai", tambah Livia. "Cara menyembuhkan luka yang berat, kalau memang sudah usaha sendiri tidak bisa, datanglah ke ahli. Itu gunanya ada ilmu psikologi di dunia ini", katanya sembari tertawa.

Nah dari pada maksain diri terlibat hubungan cinta hanya karena alasan dan kondisi yang salah, lebih baik tenangkan hati dulu kali ya? Soalnya, kalau belum sembuh dan kena masalah baru lagi, lebih pedih… Nggak mau kan?

Wanita Karir Lebih Maskulin

Catatan Sang Pendidik - Wanita Karir Lebih Maskulin ?



Persaingan untuk menjaga eksistensi diri, telah membuat wanita karir lebih maskulin dari biasanya dan dari yang lainnya. Demikian hasil sebuah studi.



Bisa jadi hasil studi itu benar adanya. Pasalnya, untuk eksis di dunia bisnis, kecantikan dan kelembutan saja tidak cukup. Wanita juga harus memiliki jiwa bersaing, bersikap sedikit "bengis" dan tak berperasaan terhadap orang lain.



Ironisnya, sikap yang seharusnya hanya dipraktikan di lingkungan kantor itu, tanpa disadari telah dibawanya ke rumah. Kesetaraan sosial membuat wanita karir tak canggung berhadapan dengan pria, karena memang mereka merasa dirinya tak berbeda dari pria.



Tidak hanya itu, kutip majalah Management Today, pola pikir mengenai konsep pernikahan dan rumah tangga (pada wanita) juga telah berubah. "Hampir 1/3 wanita karir menilai pernikahan itu hanya untuk mendapatkan status istri atau double."



Tidak mengherankan bila mereka tak memiliki anak. Wanita kini sedang hot-hot-nya mendobrak tirani kaum pria. "Bahkan tidak sedikit wanita yang merasa dirinya lebih bisa menjadi ayah, ketimbang suaminya sendiri."



Namun begitu, tulis majalah itu, hingga saat ini, nampaknya dunia bisnis masih mengembuskan nafas atau citra pria. Oleh sebab itu, "Wanita masih membutuhkan usaha keras untuk menjungkirkan dogma tersebut," kata editor Rufus Onlins.

10 Alasan Kenapa Pria Takut Menikah

Catatan Sang Pendidik - 10 Alasan Kenapa Pria Takut Menikah

Cowok menikah di usia muda, belakangan ini memang lagi jadi tren. Tengok saja, pria-pria muda di bawah usia 25 tahun, seolah berlomba-lomba menuju jenjang perkawinan. Tapi, nggak sedikit lho para pria yang masih bertahan hidup melajang. Walaupun mereka itu sebenarnya sudah memenuhi kriteria usia dan kemapanan. Kenapa ya?
Menurut James Douglas Barron dalam bukunya yang bertajuk She Wants a Ring--and I Don't Wanna Change a Thing, bagi kebanyakan wanita keputusan menikah itu merupakan sebuah intuisi.

Sebaliknya buat para pria, menikah itu ibaratnya tengah mempelajari teka-teki dari seri pertama hingga seri-seri berikutnya. Tidak heran jika menikah itu seolah menjadi hantu belau yang amat menakutkan bagi para pria. 

Sesederhana itukah alasan kaum adam mengundur-undur keputusan untuk menikah? Tentu saja tidak. Menurut Barron, setidaknya ada 10 alasan yang melandasi ketakutan pria untuk menikah, sebagaimana tersebut di bawah ini:
  1. Mereka menganggap komitmen jangka panjang justru akan merusak hubungan indah yang telah terjalin.
  2. Menikah membuat mereka tidak sebebas hidup melajang. Begini-begitu serba diatur istri. Akibatnya, kesempatan untuk flirting sana-sini pun semakin sedikit saja.
  3. Mereka kebanyakan berandai-andai tentang sesuatu yang sebetulnya tidak perlu. Misalnya saja ketakutan kalau suatu saat sesudah menikah, eh tiba-tiba malah jatuh cinta dengan wanita lain.
  4. Bercerai! Ini yang konon paling banyak ditakuti oleh para pria.
  5. Trauma. Tidak sedikit pria yang trauma dengan kegagalan perkawinan kedua orangtua mereka. Daripada mengulang sejarah buruk perkawinan kedua ortunya, mending mereka urung menikah.
  6. Pernikahan membuat para pria harus bersikap lebih kompromistis. Padahal, sikap tersebut menurut mereka justru bisa membunuh mereka secara perlahan-lahan. Ah, masak iya sih?
  7. Malas dengan urusan kerumahtanggaan, ya belanja lah, ya mengurus anak lah.
  8. Bosan! Konon pernikahan membuat para pria terjebak dalam rutinitas yang itu-itu saja, bekerja, jemput istri terus pulang ke rumah.
  9. Pernikahan juga menuntut mereka untuk tinggal dalam kehidupan yang sunyi, terkontrol, dan sarat privasi.
  10. Tak ingin terjebak dengan rutinitas kehidupan seks yang itu-itu saja!

10 Alasan (dan Manfaat) Melakukan Hubungan Seks


Catatan Sang Pendidik - 10 Alasan (dan Manfaat) Melakukan Hubungan Seks



Tanpa perlu berpanjang-panjang, seks pastilah hal yang teramat penting bagi setiap insan. Bukan cuma karena keinginan melakukannya adalah hal yang teramat alamiah - dan mungkin primitif, setua umur manusia - tapi juga karena manfaat seks pun bermacam-macam. Ini dia di antaranya:




1. Studi-studi menunjukkan bahwa ketika wanita bercinta, mereka memproduksi hormon estrogen dua kali lipat, yang membuat rambut mereka berkilau dan kulit mereka lebih halus.



2. Hubungan intim yang lembut dan rileks mengurangi risiko terkena dermatitis, mengurangi jerawat dan membuat kulit bercahaya. 



3. Seks juga membakar kalori yang telah disantap sebelumnya, misalnya dalam acara makan malam yang romantis.



4. Seks merupakan olahraga paling aman, karena meregangkan dan menggerakkan seluruh otot-otot tubuh. Dan tentu saja, jauh lebih asyik ketimbang berenang 20 kali bolak-balik!



5. Frustrasi atau depresi ringan? Para ahli mengatakan bahwa seks adalah 'obat' instan untuk menyembuhkan kedua hal itu. Sebab, seks membuat tubuh melepas endorfin ke dalam aliran darah, yang kemudian memproduksi rasa eforia. Hasilnya, Anda merasa diri Anda menjadi lebih komplet.



6. Lebih banyak seks yang Anda lakukan, lebih banyak lagi kenikmatan yang akan Anda tawarkan kepada pasangan Anda. Tubuh yang aktif secara seksual memberi zat kimia yang disebut feromon. Ini adalah aroma yang akan membuat lawan jenis Anda tergila-gila.



7. Seks adalah 'obat penenang' teraman di dunia. Konon, efektivitasnya 10 kali lebih baik ketimbang valium.



8. Berciuman setiap hari juga akan membuat Anda tak perlu sering-sering berkunjung ke dokter gigi. Berciuman membuat ludah mencuci bekas-bekas makanan dan mengurangi kadar asam yang mengakibatkan pembusukan, serta mencegah penumpukan plak.



9. Sakit kepala juga bisa dihilangkan oleh seks yang nikmat. Sesi-sesi percintaan akan melepas ketegangan yang menghalangi beredarnya darah di otak.



10. Kegunaan seks yang terakhir adalah sebagai antihistamin. Seks akan membantu memerangi asma dan demam. Mau mencoba? (dhanie)

Kekuatan Cinta

Catatan Sang Pendidik - Kekuatan cinta memang luar biasa. Orang yang jatuh cinta akan rela mengorbankan apa saja demi yang ia cintai. Cinta menjadikan segalanya indah, meski harus dilalui dengan penderitaan.

Kekuatan cinta itulah yang menjadikan Bilal bin Rabbah lebih memilih dijemur di padang pasir yang panas daripada harus kembali kafir. Meski sebongkah batu besar menindih hingga nyaris meremukkan tulang dadanya.

Dengan tenang ia menyebut nama Kekasihnya, ''Ahad, Ahad, Ahad.'' Begitu pula dengan Abdurrahman bin Auf, saudagar kaya sahabat Rasulullah SAW. Ia rela menghabiskan hartanya untuk kepentingan jihad fisabilillah. Semuanya atas dasar cinta.

Sahabat lainnya juga merasakan betapa dahsyatnya kekuatan cinta itu. Mereka rela berhijrah dengan berjalan kaki bermil-mil jauhnya, melintasi padang pasir yang kering dan panas demi menyelamatkan akidah. Karena cintanya pada Allah SWT, dengan gagah berani mereka bergegas pergi ke medan perang.

Tanpa rasa takut, harta, darah, dan nyawa, mereka pertaruhkan dengan tebasan pedang dan tombak demi membuktikan cintanya yang tulus. Cinta melahirkan pengorbanan dan prioritas.

Jika benar kita mencintai Allah SWT, niscaya kita rela mengorbankan segalanya dengan pengorbanan yang terbaik. Jika benar mencintai Allah SWT, niscaya kita mengambil dunia ini hanya sekadarnya.

Dunia bukan tujuan. Mencari harta bukan untuk bermegah-megahan, tapi sebagai sarana ibadah. Jika benar mencintai Allah SWT, niscaya kita akan bergegas ke masjid ketika adzan dikumandangkan, karena hakikat adzan adalah panggilan Sang Kekasih.

Jika benar mencintai Allah SWT, niscaya kita melakukan amalan-amalan sunah, karena amalan itu dapat mengundang cintanya Allah SWT. Dan jika kita mencinta Allah SWT, tentu setiap sepertiga malam kita bangun mengerjakan shalat tahajud, meski lelah, kantuk, dan dingin mendera. Saat itulah Allah SWT datang menjenguk dan mengabulkan segala permintaan kita. Ibadah tanpa didasari cinta akan terasa berat dan sia-sia. Ibadah tanpa cinta adalah ciri sifat munafik. Dengan cinta kita dapat memahami tempat yang dituju setelah mati, surga atau neraka.

Surga adalah kado terindah yang akan kita terima pada saat perjumpaan pertama dengan Allah SWT. ''Katakanlah (hai Muhammad), jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang". (QS Ali-Imran: 31). Itulah permintaan Allah SWT pada kita.

Pendidikan Seksual Pada Remaja

Catatan Sang Pendidik - Sex Education - Pendidikan Seksual pada Remajal - Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk hidup, karena dengan seks makhluk hidup dapat terus bertahan menjaga kelestarian keturunannya.

Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah  seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis.  Padahal pada masa remaja informasi tentang masalah seksual sudah seharusnya mulai diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau dari sumber-sumber yang tidak jelas atau bahkan keliru sama sekali. Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting terlebih lagi mengingat  remaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual mereka sendiri (Handbook of Adolecent psychology, 1980). Tentu saja hal tersebut akan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan informasi yang tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan, seringkali remaja sangat tidak matang untuk melakukan hubungan seksual terlebih lagi jika harus menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut.

Karena meningkatnya minat remaja pada masalah seksual dan sedang berada  dalam potensi seksual yang aktif, maka remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai hal tersebut. Dari sumber informasi yang  berhasil mereka dapatkan, pada umumnya hanya sedikit remaja yang mendapatkan  seluk beluk seksual dari orang tuanya. Oleh karena itu remaja mencari atau mendapatkan dari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat diperoleh, misalnya seperti di sekolah atau perguruan tinggi, membahas dengan teman-teman, buku-buku tentang seks, media massa atau internet. 

Memasuki Milenium baru ini sudah selayaknya bila orang tua dan kaum pendidik bersikap lebih tanggap dalam menjaga dan mendidik anak dan remaja agar ekstra berhati-hati terhadap gejala-gejala sosial, terutama yang berkaitan dengan masalah seksual, yang berlangsung saat ini. Seiring perkembangan yang terjadi sudah saatnya pemberian penerangan dan pengetahuan masalah seksualitas pada anak dan remaja ditingkatkan. Pandangan sebagian besar masyarakat yang menganggap seksualitas merupakan suatu hal yang alamiah, yang nantinya akan diketahui dengan sendirinya setelah mereka menikah sehingga dianggap suatu hal tabu untuk dibicarakan secara terbuka, nampaknya secara perlahan-lahan harus diubah. Sudah saatnya pandangan semacam ini harus diluruskan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan bagi anak dan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Remaja yang hamil di luar nikah, aborsi, penyakit kelamin, dll, adalah contoh dari beberapa kenyataan pahit yang sering terjadi pada remaja sebagai akibat pemahaman yang keliru mengenai seksualitas. 

Karakteristik Seksual Remaja

Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan perempuan.  Karakter seksual masing-masing jenis kelamin memiliki spesifikasi yang berbeda hal ini seperti yang pendapat berikut ini : Sexual characteristics are divided into two types. Primary sexual characteristics are directly related to reproduction and include the sex organs (genitalia). Secondary sexual characteristics are attributes other than the sex organs that generally distinguish one sex from the other but are not essential to reproduction, such as the larger breasts characteristic of women and the facial hair and deeper voices characteristic of men (Microsoft Encarta Encyclopedia 2002)

Pendapat tersebut seiring dengan pendapat Hurlock (1991), seorang ahli psikologi perkembangan, yang mengemukakan tanda-tanda kelamin sekunder yang penting pada laki-laki dan perempuan. Menurut Hurlock,  pada remaja putra : tumbuh rambut kemaluan, kulit menjadi kasar, otot bertambah besar dan kuat, suara membesar dan lain,lain. Sedangkan pada remaja putri : pinggul melebar, payudara mulai tumbuh, tumbuh rambut kemaluan, mulai mengalami haid, dan lain-lain.

Seiring dengan pertumbuhan primer dan sekunder pada remaja ke arah kematangan yang sempurna, muncul juga hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan seksualnya. Hal tersebut merupakan suatu yang wajar karena secara alamiah dorongan seksual ini memang harus terjadi untuk menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi pengembangbiakan dan mempertahankan keturunan.

Perilaku Seksual 

Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Obyek seksual dapat berupa orang, baik sejenis maupun lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian tingkah laku ini memang tidak memiliki dampak, terutama bila tidak menimbulkan dampak fisik bagi orang yang bersangkutan atau lingkungan sosial. Tetapi sebagian perilaku seksual (yang dilakukan sebelum waktunya) justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti rasa bersalah, depresi, marah, dan agresi. 

Sementara akibat psikososial yang timbul akibat perilaku seksual antara lain adalah ketegangan mental dan kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah, misalnya pada kasus remaja yang hamil di luar nikah. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela  dan menolak keadaan tersebut. Selain itu resiko yang lain adalah terganggunya kesehatan yang bersangkutan, resiko kelainan janin dan tingkat kematian bayi yang tinggi. Disamping itu tingkat putus sekolah remaja hamil juga sangat tinggi, hal ini disebabkan rasa malu remaja dan penolakan sekolah menerima kenyataan adanya murid yang hamil diluar nikah. Masalah ekonomi juga akan membuat permasalahan ini menjadi semakin rumit dan kompleks.

Berbagai perilaku seksual pada remaja yang belum saatnya untuk melakukan hubungan seksual secara wajar antara lain dikenal sebagai :

Masturbasi atau onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap alat genital dalam rangka menyalurkan hasrat seksual untuk pemenuhan kenikmatan yang seringkali menimbulkan goncangan pribadi dan emosi.

Berpacaran dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangan sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks yang pada dasarnya adalah keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seksual.

Berbagai kegiatan yang mengarah pada pemuasan dorongan seksual yang pada dasarnya menunjukan tidak berhasilnya seseorang dalam mengendalikannya atau kegagalan untuk mengalihkan dorongan tersebut ke kegiatan lain yang sebenarnya masih dapat dikerjakan.

Dorongan atau hasrat untuk melakukan hubungan seksual selalu muncul pada remaja, oleh karena itu bila tidak ada penyaluran yang sesuai (menikah) maka harus dilakukan usaha untuk memberi pengertian dan pengetahuan mengenai hal tersebut.

Adapun faktor-faktor yang dianggap berperan dalam munculnya permasalahan seksual pada remaja,  menurut Sarlito W. Sarwono (Psikologi Remaja,1994) adalah sebagai berikut :

Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja. Peningkatan hormon ini menyebabkan remaja membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku tertentu

Penyaluran tersebut tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan, baik secara hukum oleh karena adanya undang-undang tentang perkawinan, maupun karena norma sosial yang semakin lama semakin menuntut persyaratan yang terus meningkat untuk perkawinan (pendidikan, pekerjaan, persiapan mental dan lain-lain)

Norma-norma agama yang berlaku, dimana seseorang dilarang untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Untuk remaja yang tidak dapat menahan diri memiliki kecenderungan untuk melanggar hal-hal tersebut.

Kecenderungan pelanggaran makin meningkat karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan melalui media masa yang dengan teknologi yang canggih (cth: VCD, buku stensilan, Photo, majalah, internet, dan lain-lain) menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa dilihat atau didengar dari media massa, karena pada umumnya mereka belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orangtuanya.

Orangtua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak, menjadikan mereka tidak terbuka pada anak, bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah ini.

Adanya kecenderungan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita, sehingga kedudukan wanita semakin sejajar dengan pria.

Pendidikan Seksual 

Menurut Sarlito dalam bukunya Psikologi Remaja (1994), secara umum pendidikan seksual adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan. Masalah pendidikan seksual yang diberikan sepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, apa yang dilarang, apa yang dilazimkan dan bagaimana melakukannya tanpa melanggar aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.

Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong muda-mudi untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan seksual. Dengan demikian pendidikan seksual ini bermaksud untuk menerangkan segala hal yang berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuk yang wajar.  Menurut Singgih, D. Gunarsa, penyampaian materi pendidikan seksual ini seharusnya diberikan sejak dini ketika anak sudah mulai bertanya tentang perbedaan kelamin antara dirinya dan orang lain, berkesinambungan dan bertahap, disesuaikan dengan kebutuhan dan umur anak serta daya tangkap anak ( dalam Psikologi praktis, anak, remaja dan keluarga, 1991). Dalam hal ini pendidikan seksual idealnya diberikan pertama kali oleh orangtua di rumah, mengingat yang paling tahu keadaan anak adalah orangtuanya sendiri. Tetapi sayangnya di Indonesia tidak semua orangtua mau terbuka terhadap anak di dalam membicarakan permasalahan seksual. Selain itu tingkat sosial ekonomi maupun tingkat pendidikan yang heterogen di Indonesia menyebabkan ada orang tua yang mau dan mampu memberikan penerangan tentang seks tetapi lebih banyak yang tidak mampu dan tidak memahami permasalahan tersebut. Dalam hal ini maka sebenarnya peran dunia pendidikan sangatlah besar. 

Tujuan Pendidikan Seksual

Pendidikan seksual selain menerangkan tentang aspek-aspek anatomis dan biologis juga menerangkan tentang aspek-aspek psikologis dan moral. Pendidikan seksual yang benar harus memasukkan unsur-unsur hak asasi manusia. Juga nilai-nilai kultur dan agama diikutsertakan sehingga akan merupakan pendidikan akhlak dan moral juga.

Menurut Kartono Mohamad  pendidikan seksual yang baik  mempunyai tujuan membina keluarga dan menjadi orang tua yang bertanggungjawab (dalam Diskusi Panel Islam Dan Pendidikan Seks Bagi Remaja, 1991). Beberapa ahli mengatakan pendidikan seksual yang baik harus dilengkapi dengan pendidikan etika, pendidikan tentang hubungan antar sesama manusia baik dalam hubungan keluarga maupun di dalam masyarakat. Juga dikatakan bahwa tujuan dari pendidikan seksual adalah bukan untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan ingin mencoba hubungan seksual antara remaja, tetapi ingin menyiapkan agar remaja tahu tentang seksualitas dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mematuhi aturan hukum, agama dan adat istiadat serta kesiapan mental dan material seseorang. Selain itu pendidikan seksual juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan mendidik anak agar berperilaku yang baik dalam hal seksual, sesuai dengan norma agama, sosial dan kesusilaan (Tirto Husodo, Seksualitet dalam mengenal dunia remaja, 1987)

Penjabaran tujuan pendidikan seksual dengan lebih lengkap sebagai berikut :

Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja.

Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan tanggungjawab)

Membentuk sikap dan memberikan pengertian  terhadap seks dalam semua manifestasi yang bervariasi

Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga.

Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang esensial untuk memberikan dasar yang rasional dalam membuat keputusan berhubungan dengan perilaku seksual.

Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.

Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional dan eksplorasi seks yang berlebihan.

Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu melakukan aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya sebagai istri atau suami, orang tua, anggota masyarakat.

Jadi tujuan pendidikan seksual adalah untuk membentuk suatu sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual dan membimbing anak dan remaja ke arah hidup dewasa yang sehat dan bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya. Hal ini dimaksudkan agar mereka tidak menganggap seks itu suatu yang menjijikan dan kotor. Tetapi lebih sebagai bawaan manusia, yang merupakan anugrah Tuhan dan berfungsi penting untuk kelanggengan kehidupan manusia, dan supaya anak-anak itu bisa belajar menghargai kemampuan seksualnya dan hanya menyalurkan dorongan tersebut untuk tujuan tertentu (yang baik) dan pada waktu yang tertentu saja.

Beberapa Kiat

Para ahli berpendapat bahwa pendidik yang terbaik adalah orang tua dari anak itu sendiri. Pendidikan yang diberikan termasuk dalam pendidikan seksual. Dalam membicarakan masalah seksual adalah yang sifatnya sangat pribadi dan membutuhkan suasana yang akrab, terbuka dari hati ke hati antara orang tua dan anak. Hal ini akan lebih mudah diciptakan antara ibu dengan anak perempuannya atau bapak dengan anak laki-lakinya, sekalipun tidak ditutup kemungkinan dapat terwujud bila dilakukan antara ibu dengan anak laki-lakinya atau bapak dengan anak perempuannya. Kemudian usahakan jangan sampai muncul keluhan seperti tidak tahu harus mulai dari mana, kekakuan, kebingungan dan kehabisan bahan pembicaraan.

Dalam memberikan pendidikan seks pada anak jangan ditunggu sampai anak bertanya mengenai seks. Sebaiknya pendidikan seks diberikan dengan terencana, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan anak. Sebaiknya pada saat anak menjelang remaja dimana proses kematangan baik fisik, maupun mentalnya mulai timbul dan berkembang kearah kedewasaan. 

Beberapa hal penting dalam memberikan pendidikan seksual, seperti yang diuraikan oleh Singgih D. Gunarsa (1995) berikut ini, mungkin patut anda perhatikan:

Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau malu.

Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak, seolah-olah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi, boleh mempergunakan contoh atau simbol seperti misalnya : proses pembuahan pada tumbuh-tumbuhan, sejauh diperhatikan bahwa uraiannya tetap rasional.

Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan tahap perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun t belum perlu menerangkan secara lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungan kelamin, karena perkembangan dari seluruh aspek kepribadiannya memang belum mencapai tahap kematangan untuk dapat menyerap uraian yang mendalam mengenai masalah tersebut.

Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan dengan cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan pendekatan pribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak.

Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan melaksanakan pendidikan seksual perlu diulang-ulang (repetitif) selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh anak, juga perlu untuk mengingatkan dan memperkuat (reinforcement) apa yang telah diketahui agar benar-benar menjadi bagian dari pengetahuannya.
 
Saya yakin pasti masih ada cara-cara lain yang dapat anda gunakan dalam mendidik anak remaja anda. Akhir kata saya berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi remaja, orang tua dan pendidik dalam membentuk remaja menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki kualitas kehidupan yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan yang lebih berat di masa yang akan datang.