MERANTAU DAN PENGORBANAN

Catatan Sang Pendidik - Merantau dan Penggorbanan - Kata MERANTAU dan PENGORBANAN mungkin untuk sebagian orang tidak asing lagi bahkan tidak sedikit mungkin diantara para blogger yang termasuk dekalam salah satunya, hehehe. Istilah Merantau pun bahkan jadi judul sebuh film layar lebar yang sukses. Merantau itu sendiri memiliki pengertian perginya seseorang dari tempat asal dimana ia ia tumbuh besar ke wilayah lain untuk menjalani kehidupan atau mencari pengalaman.

Banyak faktor yang mendorong orang-orang untuk pergi dari tempat asal atau kelahirannya menuju tempat lain. Diantaranya faktor tradisi atau budaya dari suatu kelompok etnis, juga ada faktor ekonomi, pendidikan dan faktor peperangan. 

Sebenarnya Merantau itu indah, bener gak nie???? Coba aja simak syair Imam Syafi’i tentang keutamaan merantau dibawah ini:

"Pergilah merantau untuk mencari kemuliaan karena dalam perjalanan itu ada lima kegunaan: yaitu menghilangkan kesedihan, mendapatkan penghidupan, menganggungkan jiwa, dan dapat bergaul dengan orang banyak.

Pergilah dengan penuh keyakinan! Niscaya akan engkau temukan pengganti semua yang engkau tinggalkan.

Bekerja keraslah karena hidup akan terasa nikmat setelah bekerja.

Sungguh, aku melihat air yang tergenang  dan berhenti, memercikkan bau tak sedap. Andaikan saja ia mengalir, air itu akan terlihat bening dan sehat.

Sebaliknya jika engkau biarkan air itu menggenang, ia akan membusuk.

Singa hutan dapat menerkam mangsanya setelah ia tinggalkan sarangnya.

Anak panah tak akan mengenai sasarannya, jika tak beranjak dari busurnya.

Andaikan matahari berhenti selamanya di tengah langit, niscaya umat dari ujung barat sampai ujung timur akan bosan kepadanya.

Emas bagaikan debu, sebelum ditambang sebagai emas, sedangkan, pohon cendana yang masih tertancap pada tempatnya, tak ubahnya pohon-pohon untuk kayu bakar.

Jika engkau tinggalkan tempat kelahiranmu, engkau akan temui derajat mulia di tempat yang baru dan engkau bagaikan emas yang sudah teerangkat daari tempatnya.

Kesabaran adalah bumi. Kesadaran adalah matahari. Keberanian menjadi cakrawala, Dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata".

PENGORBANAN
PENGORBANAN adalah kata yang mengisaratkan suatu bentuk pemberian secara total. Dalam artian lain, pengorbanan ternyata berdampak pada munculnya  kesadaran untuk senantiasa memperbaiki tingkah laku kearah yang lebih baik. Diera persaingan yang ketat dimana tingkat individualisme semakin tinggi, pengorbanan jadi kata yang berat dan melelahkan. Hanya mereka yang memiliki hati nurani yang jernih dan merasakan panggilan ilahi-lah yang melihat pengorbanan sebagai bagian dari kehidupan. Ternyata, dampak orang yang berkorban terhadap orang lain mampu membuka cakrawala kehidupan yang sesungguhnya.

Dari pihak lain hal itu mampu meningkatkan solidaritas dan kesetiakawanan, baik tingkat local hingga internasional. Tidak semua orang rela berkorban untuk kepentingan orang lain.

Menyikapi hal tersebut memang perlu ada perubahan paradigma tentang keberadaan kita dalam kelompok.

Merelakan diri untuk turun melayani orang lain merupakan langkah pengorbanan yang perlu dirintis. Mengorbankan waktu untuk mewujudkan cinta kasih kepada keluarga merupakan investasi yang tak ternilai. Mengorbankan waktu kebersamaan dengan keluarga secara proposional untuk hadir di tengah-tengah permasalahan darurat perusahaan akan semakin membangkitkan kebanggaan diri dan keluaarga terhadap perusahaan.

Pengorbanan yang tulus tidak selalu memperoleh imbalan yang setimpal, bahkan terkadang hingga ahir hayat pun tidak dapat dilihat hasil maupun imbalannya. Pengorbanan merupakan tugas dan tanggung jawab kita sebagai manusia. Pengorbanan juga ungkapan rasa syukur untuk berbagi kepada sesama karena kita telah menerima karunia kasih sayang-NYA dalam setiap sendi kehidupan.

“Tidak berbuat apa-apa bagi sesama itu sama dengan meniadakan diri sendiri. Kita harus bersikap baik dan murah hati, kalau tidak kita melewatkan bagian terbaik dari keberadaan”.

Coba  kita merenung sejenak, apa yang kita perbuat, kita lakukan itu semuanya akan kembali kepada  diri kita sendiri. Baik itu perbuatan Negatif maupun Positif.
Judul: MERANTAU DAN PENGORBANAN
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown

Terimakasih atas kunjungannya dan atas kesediaan Anda membaca artikel ini. Pertanyaan, Kritik dan Saran sobat semua dapat sampaikan melalui Kotak komentar dibawah ini.

5 comments:

  1. wah, kebetulan saya pun merantau ke Bandung, bahkan sudah 3 tahun tidak pulang ke kampung halaman,hehe..
    Pergilah dengan penuh keyakinan! Niscaya akan engkau temukan pengganti semua yang engkau tinggalkan., tambahan motivasi baru nih.
    Terima kasih artikel nya kang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank's banget tambahannya
      jangan lupa mampir lagi ya

      Delete
  2. Diwan al-Imam asy-Syafi’i. Cet. Syirkah al-Arqam bin Abi al-Arqam

    ReplyDelete
  3. pengen banget merantau.. mencoba hidup sendiri mandiri.

    ReplyDelete