BELAJAR DALAM KACAMATA ISLAM
Catatan
Sang Pendidik
- Dalam konteks dunia pendidikan terkhusus kegiatan belajar mengajar di
lingkungan sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling penting.
Karena tidak sedikit keberhasilan atas pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung pada bagaimana suatu proses pembelajaran dapat diracik, dipelihara,
dan dimanage agar proses pembelajaran tersebut berlangsung secara efektif.
Tidak hanya terpaut dari proses pembelajaran tetapi pemahaman seorang guru pun
sangat penting akan hakekat dari pembelajaran itu sendiri, karena pemahaman
seorang guru akan mempengaruhi cara guru itu mengajar.
Kalau kita cermati
dan amati proses pembelajaran dalam Dunia Pendidikan
merupakan hal pokok yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, baik dalam lingkungan Pendidikan Formal maupun Nonformal. Karena Pendidikan
merupakaan proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang
dilaksanakn secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan, sikap serta nilai-nilai sehingga mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungannnya.
Dalam hal ini Pemerintah
Indonesia menegaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sisitem Pendidikan Nasional
Bab I Pasal 1
dinyatakan bahwa :
“Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secar aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara”.
Pernyataan Pemerintah
Indonesia yang tertera dalam Undang-Undang RI Tahun 2003 ini selaran dengan apa
yang diucapkan oleh Nabi Muhammad Saw.
Kurang lebih 14 abad silam yang diriwayatkan oleh Ibnu Adi dan Al Baihaqi dari hadist Anas yang Artinya “Menuntut ilmu itu fardhu/wajib atas setiap
muslim”.
Menurut Amir Syarifuddin dalam Ushul Fiqh mengatakan bahwa “Wajib adalah sesuatu yang dituntut oleh syara’ (pembuat hukum) untuk melaksanakannya dari setiap pribadi dari pribadi mukallaf (subjek hukum). Kewajiban itu harus dilaksanakan sendiri dan tidak mungkin dilakukan oleh orang lain atau karena perbuatan orang lain.
Menurut Imam al-Ghazali, ilmu yang fardhu ‘ain atas setiap umat Islam adalah ilmu-ilmu agama dengan segala macamnya. Di mulai dari al-Qur’an, kemudian pokok-pokok ibadah seperti masalah shalat, shiyam, zakat, hai dan lain-lainnya. Al-Ghazali mendefinisikan ilmu yang fardhu ‘ain sebagai “Ilmu tentang tata cara melakukan perbuatan yang wajib. Maka barang siapa mengetahui ilmu yang wajib, dan kapan waktunya, ia telah mengetahui ilmu yang fardhu ‘ain”.
LANDASAN
TEORITIS TENTANG BELAJAR MENURUT ISLAM
Allah Swt. berfirman dalam
Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 122 yang artinya:
“tidak
sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.
Bagaimanakah pandangan agama khususnya Islam terhadap belajar, memori, dan pengetahuan? Agaknya tiada satupun agama, termasuk Islam, yang menjelaskan secara rinci dan operasional mengenai proses belajar, proses kerja system memori (akal), dan proses dikuasainya pengetahuan dan keterampilan oleh manusia. Namun Islam, dalam hal penekanannya terhadap signifikansi fungsi kognitif (akal) dan fungsi sensori (indera-indera) sebagai alat-alat penting untuk belajar, sangat jelas. Kata-kata kunci, seperti ya’qiluun, yatafakkaruun, yubshiruun, yasma’uun dan sebagainya yang terdapat dalam al Qur’an, merupakan bukti betapa pentingnya penggunaan fungsi ranah cipta dan karsa manusia dalam belajar dan meraih ilmu pengetahuan. (Muhibbin Syah, 2010, hlm. 98-99)
Abdurrahman
Saleh Abdullah
dalam Teori-teori Pendidikan berdasarkan Al-Qur’an mengatakan bahwa “Hilm
dengan bentuk jama’nya ahlam di dalam al Qur’an ada satu ayat yang menunjukkan
daya fikir. Izutsu menyebut hilm bukan sinonim yang sempurna dari aql , hilm
lebih komprehensif darpada aql, karena hilm mengandung mengandung pengertian
yang sangat mendasar dari daya fikir dan intelek, maka bukan merupakan sinonim,
karena aql lebih sempit pengertiannya. Akan tetapi secara praktis, kedua
istilah aql dan hilm menjadi serupa benar pengertiannya.
Allah Swt. berfirman dalam
Al-Qur’an Surat Az-Zumar ayat 9 yang artinya sebagai berikut :
“(apakah kamu Hai
orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu
malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang
yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.
Rasulullah Saw. pun bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah yang artinya “Barangsiapa menempuh jalan yang padanya ia menuntut ilmu maka Allah menempuhkannya jalan ke syurga”
Dalam Hadis yang lain Rasulullah Saw. bersabda :
Artinya “ Ilmu itu
gudang, kuncinya adalah bertanya. Ketahuilah maka bertanyalah. Sungguh padanya
diberi pahala empat orang, yaitu : penanya, orang yang berilmu, pendengar dan
orang yang senang kepada mereka “. (H.R Ath-Thabrani, Ibnu Mardawaih, Ibnu
Sunni dan Abu Na’im dari hadis Jabir dengan sanad yang lemah).
Menurut Wittig dalam bukunya Psychology of Learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan.
a. Acquisition (tahap
perolehan/pnerimaan informasi).
b. Storage (tahap
penyimpanan infomasi).
c. Retrival (tahap
mendapatkan kembali informasi).
Allah Swt. berfirman
sebagai berikut :
Artinya “ 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S al ‘Alaq : 1-5)
KONSEP BELAJAR
MENURUT IMAM AL-GHAZALI
Menurut Al-Ghazali proses belajar adalah usaha orang itu untuk mencari ilmu karena itu belajar itu sendiri tidak terlepas dari ilmu yang akan dipelajarinya.
Berkaitan dengan ilmu, Al-Ghazali berpendapat ilmu yang dipelajari
dapat dari dua segi, yaitu ilmu sebagai proses dan ilmu sebagai objek.
Pertama, sebagai
proses, Al-Ghazali megklasifikasikan ilmu menjadi tiga. Pertama ilmu hissiyah
(ilmu yang diperoleh melalui pengindraan). Kedua, ilmu Aqliyah (ilmu yang
diperoleh melalui kegiatan berpikir (akal). Ketiga, ilmu Ladunni (ilmu yang
langsung diperoleh dari Allah tanpa berfikir dan proses pengindraan.
Kedua, sebagai objek,
Al-Ghazali membagi ilmu menjadi tiga macam. Pertama, ilmu pengetahuan yang
tercela secara mutlak baik sedikit maupun banyak seperti sihir. Kedua, ilmu
pengetahuan yang terpuji baik sedikit maupun banyak. Dan Ketiga, ilmu
pengetahuan yang dalam kadar tertentu terpuji tetapi bila mendalaminya tercela
seperti ilmu ketuhanan, cabang ilmu filsafat (Wahyuni dan Baharuddin, 2010).
Menurut Al-Ghazali
ilmu terdiri dari dua jenis, yaitu ilmu kasbi dan ilmu ladunni.
Ilmu kasbi adalah
cara berfikir sistematik dan metodik yang dilakukan secara konsisten dan
bertahapmelalui proses pengamatan, penelitian, percobaan dan penemuan.
Ilmu
Ladunni adalah ilmu yang diperoleh orang-orang tertentu dengan tidak melalui
proses perolehan ilmu pada umumnya tetapi melalui proses pencerahan oleh
hadirnya cahaya ilahi dalam qalbu.
Menurut Al-Ghazali pendekatan belajar dalam
menuntut ilmu dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan ta’lim
insani dan ta’lim rabbani (Wahyuni dan Baharuddin, 2010)
Judul: BELAJAR DALAM KACAMATA ISLAM
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown
Terimakasih atas kunjungannya dan atas kesediaan Anda membaca artikel ini. Pertanyaan, Kritik dan Saran sobat semua dapat sampaikan melalui Kotak komentar dibawah ini.
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown
Terimakasih atas kunjungannya dan atas kesediaan Anda membaca artikel ini. Pertanyaan, Kritik dan Saran sobat semua dapat sampaikan melalui Kotak komentar dibawah ini.
Blog yang mendidik gan.. artikelnya bagus2..
ReplyDeleteAlhamdulillah,
DeleteTerima kasih gan atas kunjungannya
mudah-mudahan bisa terus memberikan yang terbaik gan
suka sekali artikelnya, pembahasannya tuntas dan lugas.. terus berbagi mas..
ReplyDeletesip, thank's atas kunjungannya
Deletehappy blogging gan